MUARA TEMBESI –
Sekolah Dasar Negeri No. 85/I mulai mengeluhkan kondisi jalan lintas yang rusak
didepan sekolah. Betapa tidak, hampir setiap hari debu beterbangan hingga ke
halaman sekolah.
Seperti
pemberitaan Koran Batanghari sebelumnya bahwa saat ini kondisi jalan lintas
Tembesi – Muara Bulian mengalami kerusakan. Titik kerusakan yang cukup parah
tepatnya di KM 6 Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Muara Tembesi. Titik
kerusakan tepat pula letaknya didepan Sekolah.
Kondisi aspal yang mengelupas dan banyaknya lubang mengakibatkan debu jalan
beterbangan kemana-mana saat cuaca sedang panas dan di lewati kendaraan.
Kondisi jalan
lintas Tembesi – Muara Bulian yang rusak dampaknya tidak hanya dirasakan oleh
pengendara kendaraan yang melintas, namun kini mulai dirasakan oleh SDN No.
85/I Kelurahan Kampung Baru. Hampir setiap hari bila kondisi cuaca panas
halaman sekolah ini selalu dipenuhi debu yang beterbangan.
Pihak sekolah
saat ini mulai merasa terganggu akibat dampak dari kondisi jalan lintas yang
rusak didepan sekolah. Kepala Sekolah SDN No. 85/I Syamsi, S.Pd saat
dikonfirmasi mengatakan saat ini debu jalan sudah sangat mengganggu terhadap
aktifitas sekolah. “Bila cuaca panas, debu selalu beterbangan hingga kehalaman
sekolah. Akibatnya siswa sering terserang penyakit flu dan batuk karena hampir
tiap hari menghirup debu. Terlebih lagi saat jam pelajaran olahraga, siswa
beraktifitas olahraga dihalaman sekolah yang dipenuhi debu beterbangan. Ini
bukan kesehatan yang didapat, malah penyakit yang menyerang. Kesehatan para
siswa bisa terganggu bila terus begini, kami khawatir siswa terserang TBC”.
Terang Syamsi.
Pantauan
dilapangan memang saat ini debu sudah sangat menggangu terhadap SDN No. 85/I.
Buktinya pagar sekolah saat ini sudah mulai menguning tanah akibat tertempel
debu yang beterbangan. Lebih parahnya lagi pepohonan yang ada didepan sekolah
saat ini dedaunannya berwarna hijau kekuning-kuningan akibat debu.
Bahkan Sayuti
selaku satpam sekolah juga sangat merasa terganggu akibat kondisi jalan yang
rusak. Bagaimana tidak, pos satpam yang berada di pintu gerbang sekolah juga
selalu dipenuhi debu jalan yang beterbangan akibat dilalui kendaraan. Kepada Koran
Batanghari Sayuti mengatakan, “Saya yang hampir tiap waktu berada di
pos satpam sangat merasa terganggu akibat debu. Saat ini saya harus memakai
masker bila jaga di pos satpam. Takut terhirup debu dan terserang penyakit”.
Ujar Sayuti
Salah seorang
siswa kelas enam bernama Aldi yang rumahnya tepat berada disamping sekolah juga
mengatakan bahwa tidak hanya disekolahan ia merasa terganggu akibat debu,
bahkan hingga dirumah pun tak luput dari gangguan debu. “Rumah saya berada
didekat sekolahan, jadi disekolahan maupun dirumah tetap terganggu oleh debu
dari jalan”.Keluh Aldi.
Orang tua murid
yang hendak mengantar maupun menjemput anaknya pulang sekolah juga turut
mengeluhkan kondisi jalan dan debu yang beterbangan. Hal ini seperti yang
disampaikan oleh salah seorang guru SDN No. 85/I yang bernama Iwan. Menurut
keterangan Iwan, orang tua murid pernah menyampaikan keluhan terkait kondisi
saat ini. “Kami juga pernah mendengar keluhan dari orang tua murid terkait hal
ini. Orang tua murid yang hendak menjemput anaknya pulang sekolah selalu
menunggu di luar pagar, maka sudah pasti mereka juga merasakan dampak dari
kerusakan jalan dan debu yang beterbangan. Bahkan mereka sampai khawatir
terhadap kondisi kesehatan anak mereka. Khawatir bila suatu saat anak mereka
terserang penyakit akibat setiap hari selalu menghirup debu”. Jelas Iwan.
Pihak sekolah
sendiri sangat mengharapkan segera adanya perbaikan terhadap jalan lintas yang
berada didepan sekolah. Seperti yang disampaikan oleh kepala sekolah Syamsi,
S.Pd, “Kami dari pihak sekolah berharap kepada Pemerintah dan pihak terkait
agar sesegera mungkin memperbaiki jalan yang berada didepan sekolah, karena
kami sudah sangat terganggu dengan debu-debu yang beterbangan. Kasihan melihat
guru dan para siswa yang hampir setiap hari menghirup debu. Takutnya nanti guru
dan para siswa terserang penyakit. Jika tidak ditanggulangi sesegera mungkin
dan di biarkan berlarut-larut maka bukan tidak mungkin akan dapat mengganggu
proses kegiatan belajar mengajar”. Pungkas Syamsi. (Mms)
Posting Komentar