Tidak Mampu Berobat, Kini Hanya Terdiam di Atas Kasur
MERSAM
– Susriyanti
inilah nama wanita yang menderita penyakit jantung, bahkan pernah di vonis
bahwa jantungnya memburuk dan bocor. Kini ia hanya bisa terdiam di atas kasur
tanpa bisa berobat ke dokter atau rumah sakit lainnya, karena tidak ada uang
untuk berobat. Dan kini Susriyanti hanya butuh uluran tangan para dermawan dan
pemerintah Batanghari. Berikut catatan Koran Batanghari
Warga
Rt.01 Desa Sengkati Kecil Kecamatan Mersam, sudah cukup lama menderita penyakit
Jantung. Meskipun penyakitnya parah, Susriyanti yang berusia 30 tahun takut
untuk berobat karena tidak punya uang.
dalam
berapa bulan terakhir ini penyakit jantung yang di idapnya semakin parah dan
membuat kondisi Susriyanti semakin lemah. Saat ini kondisi perekonomian
keluarga yang sulit sehingga membuatnya tak mampu untuk berobat ke Rumah Sakit.
Penyakit
Susriyanti sebenarnya sudah lama, namun baru pada bulan lalu dia mengeluhkan
rasa sakit yang dideritanya, lalu pihak keluarga membawanya ke Puskesmas Sungai
Puar. Pada saat itu dokter melakukan pengecekan dan dikatakan bahwa Susrianti
mengalami gejala pada jantungnya.
Susrianti
saat dikonfirmasi Koran Batanghari
mengatakan sebenarnya dokter menyarankan untuk dirawat inap di Rumah Sakit dan
di anjurkan untuk melakukan chek up secara rutin. Namun, akibat dari keadaan
perekonomian keluarga yang serba sulit, Susriyanti terpaksa menunda untuk
dirawat. “sekitar satu bulan yang lalu saya juga pernah melakukan pengecekan
sama dokter di Muarabulian. setelah melakukan pengecekan, dokter mengatakan
saya mengalami gejala jantung, dan dokter pun mengatakan ada kemungkinan
jantung saya sudah bocor. Dokter menyarankan kepada saya untuk segera cek
jantung dan dirawat inap di rumah sakit jambi.” Keluhnya.
Dengan
keadaan ekonomi yang serba sulit, Susriyanti mengaku hanya bisa pasrah, karena
sudah tidak mampu untuk berbuat apa-apa lagi. “jangankan untuk dirawat di
jambi, untuk cek jantung bae sayo dak ado duet lagi. Kato dokter biaya cek
jantungnyo bae sampe empat ratus ribu,apo lagi biaya saat di rawat, dimano sayo
nak cari duetnyo”. Ucapnya sambil mengelap air mata.
Susriyanti
yang kini sudah menjanda dan memiliki satu orang anak ini, kini terpaksa
menumpang dan tinggal bersama orang tuanya. Kehidupan Susriyanti kini
tergantung dengan orang tuanya yang hanya sebagai petani karet dengan
penghasilan yang tidak menentu, bahkan untuk mencukupi kebutuhan sehari – hari
saja orang tua dari Susriyanti tidak mampu, apalagi ingin membantu pengobatan
anaknya.
Ironisnya
lagi penyakit yang ia derita ini sudah berlangsung cukup lama, bahkan semenjak
suaminya masih bersamanya.
Endek
orang tua dari Susriyanti yang bekerja sebagai petani karet tak mampu untuk
membiayai ongkos pengobatannya.Permasalahannya, Hasil dari getah karet bapak
endek hanya bisa untuk keperluan sehari-hari. bukan hanya itu saja, endek juga
harus menanggung biaya sekolah anak dari susriyanti yang saat ini masih duduk
di kelas 2 SD.
Samsul
S.P selaku Kepala Desa Sengkati Kecil mengatakan, turut prihatin dengan keadaan
Susriyanti.
Dan
masih berusaha untuk membantu anak dari bapak endek ini agar dapat meringankan
biaya pengobatannya.” saya juga berharap ada perhatian yang lebih dari
pemerintah kabupaten Batanghari terhadap penyakit yang di derita warganya saat
ini.” Ucapnya.****
Posting Komentar